Mengenal Epidural Hematoma (EDH) – Penyebab, Risiko, & Gejala


Mengenal Epidural Hematoma (EDH) – Penyebab, Risiko, & Gejala

Perdarahan epidural atau epidural hematoma adalah kondisi medis yang terjadi karena adanya perdarahan pada ruang di antara duramater (lapisan pelindung otak paling luar) dan tulang tengkorak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cedera yang menimbulkan keretakan pada tulang tengkorak.

Mari pahami lebih lanjut bersama rsstrokebkt.com mengenai penyebab, gejala, diagnosis, hingga penanganan perdarahan epidural selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu Epidural Hematoma (EDH)?

Perdarahan epidural, epidural hematoma, atau EDH adalah perdarahan yang terjadi pada area epidural, yaitu ruang di antara lapisan duramater dan tulang tengkorak. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan di kepala dan berisiko menekan otak. Karena itulah, EDH termasuk kondisi gawat darurat medis yang berisiko mengancam nyawa sehingga perlu segera mendapatkan tindakan medis yang tepat.

Epidural hematoma dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada anak-anak dan remaja, terutama mereka yang mengalami cedera kepala akibat aktivitas olahraga (snowboarding, skateboard, bersepeda, dan lain-lain) atau kecelakaan saat berkendara. Selain itu, kasus perdarahan epidural ini juga lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Penyebab Epidural Hematoma

EDH paling umum disebabkan oleh cedera kepala yang memicu keretakan tulang tengkorak serta kerusakan lapisan dura dan pembuluh darah di otak akibat kecelakaan saat berkendara, terjatuh, atau kecelakaan saat berolahraga. Selain itu, EDH juga bisa disebabkan sejumlah kondisi medis tertentu, di antaranya adalah:

  • Tumor otak.
  • Kehamilan.
  • Kelainan pembuluh darah.
  • Gangguan pembekuan darah, seperti koagulopati.
  • Infeksi atau abses.
  • Cedera pada tulang belakang
  • Lumbal pungsi atau tindakan epidural anestesi.
  • Penyakit Paget.
  • Malformasi arteri vena dan malformasi kavernosa.

Faktor Risiko Epidural Hematoma

Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami perdarahan epidural adalah sebagai berikut:

  • Anak-anak berusia di bawah 2 tahun lebih berisiko mengalami epidural hematoma karena memiliki selaput otak dan tulang tengkorak yang belum terbentuk sempurna.
  • Mengonsumsi obat pengencer darah.
  • Memiliki kondisi tertentu seperti lanjut usia, stroke, atau sulit berjalan yang dapat meningkatkan risiko terjatuh dan menyebabkan cedera kepala.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Tidak menggunakan alat pelindung diri dengan benar saat melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera, seperti saat berolahraga dan berkendara.

Gejala Epidural Hematoma

Gejala EDH biasanya muncul beberapa menit atau beberapa jam setelah cedera kepala terjadi. Gejala yang muncul cenderung beragam sesuai dengan tingkat keparahannya. Penderita epidural hematoma diketahui mengalami perubahan pola kesadaran yang khas, yaitu diawali dengan penurunan kesadaran, lalu sadar, kemudian kembali hilang kesadaran. Pola ini disebut sebagai lucid interval. Beberapa gejala umum lainnya dari EDH adalah sebagai berikut:

  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala.
  • Kejang.
  • Bingungan atau linglung.
  • Gangguan berbicara.
  • Pupil membesar pada salah satu mata.
  • Gangguan penglihatan pada salah satu mata.
  • Mati rasa pada salah satu sisi tubuh.
  • Sesak napas.